Kata- kata Soeharto sebagai presiden kedua sekaligus presiden yang menjabat paling lama di Indonesia tentunya cukup banyak. Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertainya, peran Soeharto untuk pembangunan di Indonesia juga sangat besar. Banyak pula program-program bermanfaat yang membentuk karakter generasi muda di era tahun 70 hingga 90an.
Banyak kata- kata Soeharto yang menginspirasi hingga kini. Tetapi ini bukan meme kocak seperti “Piye? Enak jamanku toh?”. Tetapi, quotes yang sempat diucapkan oleh presiden yang memerintah Indonesia selama tiga puluh dua tahun cukup menggugah semangat. Terlebih, Soeharto juga selalu mengingatkan warganya untuk selalu berpegang pada Pancasila.
Salah satu kata-kata Soeharto yang sangat diingat masyarakat adalah “Seseorang harus menjaga kebaikannya. Karena itu adalah investasi yang baik bagi kehidupan.” Memang pendapat ini ada benarnya. Investasi terbaik adalah kebaikan kepada sesama karena memang hukum tabur tuai masih berlaku, seperti kata bijak kesedihan yang menabur sambil bercucuran air mata pasti menuai dengan berlimpah.
Selain quotes bijak tersebut, quotes Soeharto yang sangat lekat dengan kultur Jawa kental sesuai asal-usulnya adalah “Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, Ojo Dumeh”. Kata kata Soeharto ini artinya adalah siapapun tidak perlu mudah kaget, mudah heran dan mudah sombong. Soeharto sering mengatakan bahwa ia selalu menerapkan kata-kata ini dalam kehidupan kesehariannya.
Selain kata kata Soeharto yang sudah sangat populer tersebut diatas, kutipan relevan yang dapat menginspirasi kita adalah “Kita perlu berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.” Memang tidak mudah menerapkannya, tetapi memang ungkapan ini membutuhkan nyali yang cukup tinggi.
Sebagai presiden kedua RI, Soeharto banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor, baik pertanian, perdagangan dan infrastruktur hingga sekolah. Kendati saat ini banyak orang menghujatnya, namun hal ini tidak menutup fakta bahwa banyak pula jasa yang sudah ia berikan.
Banyak orang menganggap bahwa kata-kata Soeharto yang terkenal, yaitu “Biarlah sejarah yang mencatat, dengan hati bersih saya sudah memimpin dan memajukan negeri ini. Kalau masih ada hujatan, mari diterima dengan ikhlas. Mudah-mudahan ini mengurangi beban saya di akhirat“, tidak sesuai dengan kenyataan. Namun demikian, tidaklah patut kita mempermasalahkan apa yang sudah diperbuatnya.