Masa kejayaan Kerajaan Aceh adalah pada abad ke 17. Tepatnya di awal abad tersebut saat Sultan Iskandar Muda memerintah. Tepat pada masa itu masyarakat Aceh mengalami kemakmuran. Kemakmuran ini dikarenakan kerajaan Aceh saat itu sudah semakin dikenal oleh masyarakat dari luar negeri.
Perdagangan merupakan pundi-pundi emas dari Kesultanan Aceh saat itu. Aceh, merupakan titik paling ujung dari semua kepulauan di Indonesia. Posisinya strategis yaitu sebagai pintu gerbang dari kegiatan perdagangan serta lintas budaya antara negara timur dan barat. Sebagai kawasan yang kaya sumber daya alam, saudagar-saudagar dari luar negeri sangat mengincar Aceh dan kepulauan Nusantara pada umumnya.
Pelabuhan di Aceh merupakan tujuan utama dari para saudagar dari Eropa, Tiongkok, India serta Arab. Disinilah awal dari persebaran budaya dan agama yang ada di Indonesia. Budaya dan agama dari India masuk melalui abad ke-7 sedangkan pedagang Gujarat memperkenalkan agama Islam di sekitar abad ke-9.
Masa kejayaan Kerajaan Aceh ini meningkat seiring dengan bertambahnya kerajaan-kerajaan yang bergabung dengan Kesultanan Aceh. Kerajaan Aceh mencakup daerah-daerah di Sumatera hingga sampai ke Semenanjung Malaka.
Masa kejayaan Kerajaan Aceh, sayangnya, tidak berlangsung lama. Setelah Sultan Iskandar Muda tidak lagi memerintah, kemakmuran kesultanan tidak lagi seperti pada pemerintahannya. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh penjajah Belanda dan juga Inggris. Kedua negara ini justru menandatangani perjanjian untuk mengatur kepentingan mereka di kawasan tersebut.
Bahkan di tahun 1873, Belanda menyatakan perang terbuka. Akhirnya timbullah masa peperangan yang disebut Perang Sabi yang berlangsung selama tiga dekade. Perang ini dimenangkan Belanda setelah korban jiwa yang begitu banyak.
Kekalahan Aceh ini terjadi saat Twk. Muhd. Daud memerintah. Ia pun terpaksa mengakui kedaulatan Belanda di kawasannya. Sejak itu, Kerajaan Aceh resmi bergabung dalam provinsi Hindia Timur Belanda atau Nederlansch Oost-Indie.
Sejak itu, tidak ada lagi masa kejayaan Kerajaan Aceh yang indah jelita yang selama ini menjadi kebanggaan para penduduk Aceh. Meskipun demikian, mereka tetap melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda, hingga kedaulatan Belanda berakhir. Belanda mengakhiri kekuasaannya di Hindia Timur Belanda karena negara ini diduduki Jerman di tahun 1940.